Perang selama 12 hari antara Israel dan Iran menyisakan dampak ekonomi yang serius bagi Israel. Pemerintah Israel mengakui bahwa konflik bersenjata ini mengganggu aktivitas bisnis, melemahkan mata uang nasional, dan memicu lonjakan harga komoditas penting.

Selama konflik, serangan rudal dan drone Iran menghantam infrastruktur vital seperti pelabuhan, pembangkit listrik, dan jalur distribusi logistik. Para pelaku usaha menghentikan operasional pabrik dan toko demi keselamatan pekerja. Akibatnya, sektor perdagangan dan industri mengalami kelumpuhan sementara.

Bursa saham Tel Aviv mencatat penurunan tajam, sementara investor asing menarik dana dari pasar modal karena ketidakpastian geopolitik. Nilai tukar shekel terhadap dolar AS melemah signifikan, memicu inflasi impor dan mendorong harga kebutuhan pokok melonjak.

Bank sentral Israel berupaya meredam gejolak ekonomi dengan menggelontorkan stimulus darurat dan menjamin kestabilan sistem keuangan. Namun, slot spaceman  para analis memperkirakan pemulihan ekonomi tidak akan terjadi dalam waktu dekat, terutama jika ketegangan politik tidak mereda.

Sektor pariwisata, yang baru saja bangkit pascapandemi, kembali terpuruk karena banyak wisatawan membatalkan kunjungan. Pemerintah Israel menyusun paket pemulihan, tetapi pengusaha kecil dan menengah mengaku kesulitan bertahan tanpa dukungan langsung.

Konflik ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur fisik, tetapi juga merusak kepercayaan investor terhadap stabilitas jangka panjang Israel. Jika situasi tidak terkendali, para ahli memperingatkan bahwa Israel bisa menghadapi resesi ringan hingga sedang.

Dengan kondisi yang masih genting, pemerintah Israel harus bertindak cepat dan strategis untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari dampak lanjutan perang.

By admin