Ada sesuatu yang magis dari duduk sendiri di tengah hiruk-pikuk kafe yang ramai. Aku nggak ngomongin tentang jadi anti-sosial atau pura-pura sibuk supaya nggak diganggu. Tapi lebih ke perasaan tenang yang entah kenapa justru muncul saat dikelilingi keramaian. Aneh, ya? Tapi itulah yang bikin duduk sendiri di kafe ramai terasa begitu… filosofis.
Awalnya, aku juga mikir duduk sendirian itu semacam tanda “kasihan deh lu.” Tapi lama-lama aku sadar, justru di situ letak kenikmatannya. Duduk sendirian bukan berarti kesepian. Kadang, itu adalah bentuk paling jujur dari menemani diri sendiri.
Di Tengah Riuh, Ada Ruang Sunyi
Bayangin, kamu duduk di pojokan kafe dengan segelas kopi dan laptop terbuka (yang lebih sering dipake buat nonton YouTube ketimbang kerja). Sekelilingmu dipenuhi orang-orang yang ngobrol, ketawa, meeting, atau sekadar mager sambil scroll HP. Tapi kamu? Kamu tenang. Nggak ada kewajiban ngobrol, nggak ada tuntutan jadi versi terbaik dari dirimu. Kamu cuma… ada. Hadir. Dan surprisingly, itu cukup.
Keramaian justru jadi semacam white noise buat jiwa. Nggak terlalu sepi sampai bikin overthinking, tapi juga nggak terlalu bising sampai bikin pusing. Pas. Seimbang. Seolah semesta ngasih kamu ruang buat mikir, merenung, atau sekadar menikmati waktu tanpa perlu menjelaskan apa-apa ke siapa-siapa.
Belajar dari Orang-Orang Asing
Satu hal yang aku suka dari nongkrong sendiri di kafe adalah kesempatan untuk jadi pengamat diam-diam. (Bukan creepy ya, santai aja.) Liatin pasangan yang lagi debat kecil tentang tempat makan, ibu-ibu yang habis arisan, atau anak kuliahan yang lagi ngerjain tugas sambil ngeluh ke temennya. Semua itu kayak potongan-potongan kecil kehidupan yang bikin kita sadar: setiap orang punya ceritanya sendiri.
Dan saat kita duduk sendiri, kita jadi lebih peka. Kita bisa melihat detail kecil yang biasanya kita lewatin. Cara barista tersenyum sambil ngasih kopi, suara mesin espresso yang berisik tapi somehow menenangkan, bahkan aroma kue yang baru keluar dari oven—semua itu terasa lebih nyata saat kita benar-benar hadir.
Bentuk Self-Care yang Nggak Ribet
Duduk sendiri di kafe juga bisa jadi bentuk self-care yang underrated. Kamu nggak harus traveling jauh atau staycation di hotel mahal. Cukup cari tempat yang enak, beli minuman favoritmu, dan nikmati waktu sendirian tanpa tekanan. Kadang kita terlalu sibuk memenuhi ekspektasi orang lain sampai lupa gimana caranya menikmati waktu dengan diri sendiri.
Di saat itulah, kafe bisa jadi tempat pelarian yang sempurna. Bukan untuk kabur dari masalah, tapi buat ngasih jarak sejenak. Supaya kita bisa melihat segalanya dengan lebih jernih. Karena sering kali, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kepala kita datang justru saat kita berhenti sibuk mencari.
Sendiri Bukan Selalu Sepi
Aku tahu, di zaman serba pamer ini, duduk sendirian bisa kelihatan “nggak keren.” Tapi siapa peduli? Kita hidup bukan buat memenuhi ekspektasi timeline Instagram, kan? Justru, ada kekuatan dalam kesendirian yang nggak semua orang berani rasakan. Dan kalau kamu bisa nyaman dengan dirimu sendiri di tengah keramaian, itu tandanya kamu udah selangkah lebih maju dari banyak orang.
Jadi kalau suatu hari kamu ngerasa pengen ngasih jeda ke hidupmu, cobain deh duduk sendiri di kafe ramai. Bawa buku, bawa earphone, atau cuma duduk sambil ngeliatin sekitar. Rasakan detik-detik yang berlalu tanpa tuntutan. Siapa tahu, kamu bisa nemu hal-hal kecil yang selama ini kamu lewatin. Atau mungkin, kamu justru nemu dirimu sendiri di sana.