neesdesign.com -Kasus penganiayaan terhadap seorang mahasiswa koas (ko-assistant dokter) oleh seorang pria yang disebut “datuk” akhirnya menemui titik terang. Pelaku, yang sebelumnya dilaporkan melakukan kekerasan fisik terhadap korban di sebuah rumah sakit, kini telah ditahan oleh pihak kepolisian. Penangkapan ini menjadi perhatian publik, terutama setelah foto pelaku mengenakan baju tahanan beredar luas.
Kronologi Kejadian
Insiden penganiayaan ini terjadi di sebuah rumah sakit saat korban, seorang mahasiswa koas, sedang menjalankan tugasnya. Berdasarkan laporan, pelaku yang dikenal sebagai “datuk” ini diduga marah karena merasa tidak puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut. Emosi pelaku memuncak hingga melakukan kekerasan fisik terhadap mahasiswa yang kebetulan bertugas melayani keluarga pelaku.
Korban mengalami luka akibat tindakan kasar tersebut dan langsung melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang. Penganiayaan ini juga terekam oleh CCTV rumah sakit, yang kemudian menjadi bukti kuat dalam proses hukum.
Penangkapan dan Tampang Pelaku
Setelah serangkaian penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku beberapa hari setelah laporan dibuat. Dalam foto yang beredar, pelaku terlihat mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan ekspresi wajah yang tampak tegang. Identitas lengkap pelaku belum diungkap secara rinci oleh pihak kepolisian, namun ia diketahui memiliki status sosial yang cukup terpandang di lingkungannya.
Pihak kepolisian memastikan pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku. “Pelaku ditahan atas dugaan penganiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 351 KUHP. Saat ini kami masih mendalami motif pelaku,” ujar seorang perwakilan kepolisian.
Respons Publik
Kasus ini memicu kemarahan warganet, terutama karena korbannya adalah seorang mahasiswa koas yang sedang menjalani pelatihan untuk melayani masyarakat. Banyak yang mengecam tindakan arogansi pelaku dan berharap agar ia mendapat hukuman setimpal.
Di sisi lain, dukungan juga mengalir untuk korban. Banyak pihak, termasuk rekan sejawat dan organisasi profesi medis, menyampaikan simpati serta mendorong agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Harapan dan Tindakan Lanjutan
Penahanan pelaku menjadi langkah awal dalam memberikan keadilan bagi korban. Publik berharap proses hukum berjalan transparan dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya. Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya penghormatan terhadap tenaga medis dan mahasiswa yang sedang menjalani pelatihan.
Dengan proses hukum yang berjalan, diharapkan kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk lebih menghargai kerja keras para tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya.